Jumat, 19 Agustus 2011

Sungguh pagi ini masih tertambat pada sepi,
menunggu terbuka hangat mentari dan
tepuk riang burung-burung pagi.
Dia belum ada pagi ini,
masih terlelap dalam gamang mimpi malam
...dan percik-percik birahi tengah malam
yang cabul dan penuh kepalsuan.
Dia tak ada, mati
terderak dalam bisu kebinasaan
manusianya terampas setan ….
Benar kata Ibuku “dia tak berhak membaca pagi “

Tidak ada komentar:

Posting Komentar